Cerita Inspirasi Matthew Hutama Pramana

Sejak SD dan SMP saya telah menekuni dunia olimpiade. Berawal dari mengikuti OSN Matematika pada tahun 2019 dan berhasil memperoleh medali emas, bahkan kemudian mengikuti International Mathematics and Science Olympiad 2019, di Hanoi, VIetnam, dan berhasil memperoleh medali perak, kemudian pada SMP meski pandemi, masih dapat berprestasi memperoleh medali perak di bidang matematika pada tahun 2021. Saat memperoleh medali perak tersebut saya masih  duduk di bangku kelas 7. Sehingga di kelas 8 saya tentu tidak mencoba bidang matematika SMP lagi, di satu sisi karena jenuh, namun juga karena ingin keluar dari zona nyaman dan mencoba hal yang baru. Ini menjadi awal perjalanan dan petualangan saya mengikuti dan menggeluti Olimpiade Informatika.

OSN SD 2019

 

IMSO Vietnam 2019

Awal petualangan saya di bidang Informatika tidak diawali dengan perjalanan yang mulus. Pada tahun 2022, pertama kali saya mengikuti OSN SMA Informatika saya masih mengalami kegagalan dan hanya dapat sampai di babak Provinsi, namun gagal ke Nasional. Dalam satu tahun setelah kegagalan tersebut, saya benar-benar menyiapkan dan mematangkan kemampuan saya, mulai dari memperbanyak latihan soal, serta mengikuti kursus dan komunitas competitive programming. Seperti kata pepatah, memang usaha yang dilakukan dengan tekun dan giat tidak akan mengkhianati hasil. Tak disangka-sangka saya mampu memperoleh medali emas pada OSN SMA Informatika tahun 2023. Ini tentu berkat dukungan dari berbagai macam pihak, khususnya karena restu Tuhan dan doa orang tua. Tidak ada yang menyangka atau memprediksi hasil yang diperoleh dapat sebaik ini, khususnya karena saya masih kelas 9 pada saat itu. Ini juga karena beberapa faktor saat lomba yaitu kesiapan mental dan juga ketenangan dalam menghadapi masalah, sehingga saya dapat perform dengan cukup baik.

Medali Emas OSN Informatika 2023

 

Setelahnya saya tetap tidak meninggalkan bidang ini, namun masih menekuni berbagai macam lomba di bidang Informatika, khususnya yang diselenggarakan oleh Universitas-Universitas, seperti UI, BINUS, ITS, ITB, dan lain sebagainya. Dengan raihan prestasi yang cukup memuaskan pula.

Namun ada satu hal yang saya gagal berulang kali di bidang Informatika ini. Setelah memperoleh medali emas pada tahun 2024, saya diundang untuk mengikuti pelatnas dan seleknas untuk tim Indonesia di ajang Internasional. Pada tahun tersebut saya mencapai tahap 2, namun gagal untuk melanjut ke tahap selanjutnya. Sehingga tentu saya mengulang lagi pada tahun 2025, namun saya masih gagal juga dan tetap gagal di tahap 2. Ini tentunya membuat saya cukup kecewa dan merasa agak down. Di titik ini saya hampir menyerah dan berpikir untuk meninggalkan bidang ini untuk fokus di hal lain. Namun, tak diduga-duga muncul suatu kesempatan baru yaitu Olimpiade di bidang AI. Ini adalah hal yang benar-benar baru dan juga ini tahun pertama Indonesia mengirim ke ajang IOAI. Karena dukungan dari orang tua dan sekolah, saya memutuskan untuk tidak menyerah dan bertekad untuk mencoba kembali di bidang yang baru ini. Hasilnya tak disangka-sangka sangat memuaskan. Saya berhasil terpilih menjadi timnas Indonesia untuk perwakilan perdana di ajang IOAI Beijing 2025 ini. Tentu saya merasa begitu senang dan bersyukur atas kesempatan yang saya peroleh ini.

Pelatnas Informatika 2025

Seleksi Awal Olimpiade Internasional AI

4 Perwakilan terpilih untuk mewakili Indonesia di IOAI

IDN 4 IOAI

Perjuangan tidak berhenti disitu, setelah terpilih masih ada pelatihan intensif untuk menopang materi dan juga pemahaman kami. Hingga setelah melewati perjuangan tersebut, akhirnya tim Indonesia dapat berangkat untuk bertanding di China pada 2-9 Agustus 2025. Ini menjadi pengalaman yang begitu menyenangkan dan begitu saya syukuri, karena selain saya dapat mengasah skill saya di bidang AI, namun juga dapat melakukan networking dengan orang-orang dengan minat serupa dari seluruh dunia. Juga saya diberi kesempatan untuk mewakili Indonesia, sungguh kebanggan yang luar biasa.

 

Kedatangan di Beijing

Team Contest Indonesia

Perolehan Medali Indonesia

 

Keberhasilan ini tentu berkat banyak pihak, orang tua yang selalu ada dan mendukung khususnya di saat terpuruk, sekolah yang selalu memberikan support, serta tentunya karena restu dan rencana Tuhan yang indah. Tanpa hal-hal ini tentu pencapaian ini tidak akan terwujud. Sehingga keberhasilan ini saya persembahkan untuk Kemuliaan Allah yang Lebih Tinggi, kebanggan orang tua, sekolah, serta bangsa dan negara.

Yang bisa saya petik dari pengalaman saya ini adalah bahwa kesempatan datang kepada orang yang tidak pernah berhenti mencoba. Tentu kegagalan akan terjadi dalam hidup kita, itu adalah hal yang tak terhindarkan, namun ini bukan tentang kegagalan kita, melainkan tentang bagaimana kita bangkit dari kegagalan itu dan mau memetik kesempatan yang ada di depan mata kita.

 

“But a man is not made for defeat. A man can be destroyed but not defeated”

~The Old Man and The Sea, Ernest Hemingway