Gerakan Seratus Perak II kali ini dengan tema “Per Natura Ad Deus”

Gerakan Seratus Perak II kali ini mengambil tema “Per Natura Ad Deus” yang berarti dari Alam untuk Tuhan. Gerakan ini merupakan sebuah penggalangan donasi yang dilakukan oleh Keluarga Besar Kolese Loyola (KBKL) yang berlangsung pada periode 27 Maret 2023 – 1 April 2023. Hasil donasi yang terkumpul dialokasikan untuk menanam mangrove yang pada realisasinya dapat digunakan untuk menanam 800 bibit mangrove di Pantai Tirang, Semarang. 

 

 

 

Untuk distribusinya dilakukan pada Sabtu, 15 April 2023. Dimana kegiatan ini dibimbing oleh Komunitas Konservatif Mangrove Prenjak Tapak sehingga penanaman yang dilakukan dapat tepat dibawah bimbingan komunitas profesional. Tidak hanya itu, Loyola Pecinta Alam (Lopala) juga terlibat langsung berkolaborasi dengan DKKL maupun beberapa perwakilan guru. Meskipun pada hari itu sangat terik, semangat pihak yang terlibat terus membara. Semangat implementasi Universal Apostolic Preferences point “Caring Our Common Home” dan seruan Laudato Si menjadi spirit yang ingin diwujudkan. Pada realitanya SMA Kolese Loyola berada di Kota Semarang yang merupakan kota pesisir, dimana hal tersebut menjadi rekonsiliasi moral yang menjadi keprihatinan. Berbekal cita-cita tersebut dengan semangat berbela rasa secara komunal telah menyisihkan uang saku yang ada untuk menanam mangrove di kawasan Semarang. Dalam rentang tahun terakhir dan beberapa prediksi penelitian, tinggi air laut di Semarang berada dalam kondisi mengkhawatirkan dan Komunitas Loyola berharap dengan hal tersebut dapat menyeimbangkan dan mengatasi permasalah tersebut supaya baik adanya.

Ketika tiba di lokasi, Pak Topo selaku perwakilan dari Komunitas Tapak memberikan pemaparan materi mengenai definisi mangrove, dampak ekologi, serta bagaimana cara menanam yang benar. Mangrove yang ditanam berasal dari spesies rhizophora sp. di mana tanaman tersebut memiliki karakteristik berakar tunggang yang kuat untuk menanam abrasi. Setelah pemaparan tersebut, dilanjutkan dengan menanam di sekitaran pantai dan muara yang ada. Medan yang digunakan memiliki kondisi yang beragam. Keindahan alam dan biota laut yang natural menjadi mutiara berharga yang harus dijaga. Mangrove yang sudah ditanam selama kurang lebih 3 jam dapat berbaris dengan gagah di tengah air laut yang mulai pasang. 

Sore itu 800 mangrove sudah tertanam, tanda harapan kelestarian untuk Kota Pesisir ini. Sedikit koin yang disisihkan berdampak besar untuk lingkungan. Hidup memang berdampingan dengan manusia lain, tetapi jangan lupa untuk menyelaraskan diri dengan alam ciptaan.

-DKKL