Di semester kedua ini, mata pelajaran Bahasa Inggris Tingkat Lanjut (BITL) kelas XI C-H yang diampu oleh Miss Veronika Oktaviani Astuti (Miss Vian) sedang melaksanakan aksi nyata proyek untuk materi Hortatory Exposition Text. Pada kesempatan kali ini, salah satu kelompok dari kelas XI-E bernama “Sand Sentinels” yang beranggotakan sembilan KKL membuat sebuah program aksi nyata untuk mewujudkan tujuan akhir dari materi Hortatory Exposition yaitu untuk meyakinkan pembaca agar bisa memutuskan atau mengambil suatu tindakan penyelesaian terkait suatu isu atau masalah. Berangkat dari tema UAP (Universal Apostolic Preferences) yang ke-4 yakni “Caring for Our Common Home” atau “Merawat Rumah/Bumi Kita Bersama”, tim Sand Sentinels mengangkat isu pencemaran sampah di pantai. Proyek ini sudah berjalan sejak akhir bulan Februari. Diawali dengan penentuan ide, penyusunan proposal, mengurus perizinan, hingga penyampaian tawaran kolaborasi untuk SEPALA dari SMA Sedes Semarang dan K-Earth dari SMA Karangturi.
Aksi bersih pantai yang dilaksanakan di Pantai Maron Semarang pada 20 April 2024 diikuti oleh 39 siswa yang merupakan gabungan dari KKL SMA Kolese Loyola, tim SEPALA, dan K-Earth. Kegiatan ini didampingi oleh lima orang guru dari Loyola dan satu guru dari SMA Sedes. Pantai Maron merupakan sebuah pantai berpasir hitam yang berlokasi di Jl. Tugu Rejo, Kecamatan Tugu, Semarang Barat. Saat ini Pantai Maron tidak dikelola sebagai objek wisata bagi masyarakat umum karena kawasan pantai sudah menjadi milik Penerbangan TNI Angkatan Darat (Penerbad), sehingga akses masuk ke pantai dijaga ketat oleh beberapa tentara. Akses yang sedikit sulit dilewati oleh kendaraan membuat pantai ini tak terawat dan banyak tumpukan sampah di bibir pantai.
Kegiatan bersih pantai dimulai pada pukul 08.00–10.00 WIB, diawali dengan pengarahan singkat oleh tim Sand Sentinels, kemudian pembagian alat kebersihan berupa capitan bambu, sarung tangan, dan trash bag besar. Terdapat 9 kelompok yang terdiri dari 5-6 anggota pada setiap timnya. Semua peserta mulai menyebar bersama kelompoknya untuk membersihkan sampah yang ada di area Pantai Maron. Selama sesi, tim dibantu oleh petugas kebersihan setempat yang mengarahkan tim untuk memilah sampah yang ringan (plastik, baju, tali, karet, dsb.) dan sampah berat (kayu, ban karet, karung berisi pasir, dsb.).
Kendala yang dialami tim di lapangan adalah jumlah personil yang cukup sedikit dan alat yang kurang memadai karena jenis sampah kebanyakan adalah sampah timbunan atau sampah yang sudah terkubur pasir sehingga sulit untuk diangkat. Kemudian peserta kesulitan mencari air bersih untuk mencuci tangan karena di kamar mandi umum tidak memiliki sumber air sehingga kebanyakan meminta air dari warung terdekat. Setelah kurang lebih dua jam, kegiatan bersih pantai pun dihentikan. Semua peserta kemudian mulai membersihkan diri dan makan siang bersama. (voa)
Dokumentasi Kegiatan: