Kreativitas Bukan Sesuatu yang Instan

 

 

 

“Dalam mendukung proses perkembangan peserta didik dalam dinamika kreativitasnya, saya tidak memanjakan peserta didik dalam mencari solusi”.

(Veronica Ayu Refsi Dewindra – Guru Kimia SMA Kolese Loyola Semarang)

 

Saya baru saja menyimak video berjudul “Profil Pelajar Pancasila – Kreatif” yang ada pada laman https://guru.kemdikbud.go.id/. Video yang saya pilih menarik bagi saya karena kreativitas merupakan salah satu nilai yang penting untuk diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian yang sedang dilaksanakan di SMA Kolese Loyola. Program penelitian ini merupakan salah satu pelaksanaan penguatan profil pelajar Pancasila. Penelitian memerlukan kreatifitas yang tinggi dari para peserta didik. Saat ini saya sedang mendampingi 4 kelompok penelitian, jadi video ini sangat penting bagi saya untuk memperkaya pengetahuan mengenai apa yang diharapkan dari nilai kreatif.

Kreatif yang dimaksud dalam profil pelajar Pancasila adalah mampu memodifikasi atau menghasilkan ide yang orisinil, bermanfaat, dan berdampak bagi sekitar. Peserta didik diharapkan untuk mampu menyampaikan ide, pendapat, perasaan, dan gagasan untuk memecahkan sebuah masalah. Melalui nilai kreativitas peserta didik diharapkan mampu menciptakan sesuatu yang dapat berguna dan bemanfaat bagi masyarakat luas. Dalam perspektif jangka panjang,  peserta  didik telah disiapkan untuk menjadi agen-agen yang dapat membangun negeri menuju ke arah yang lebih baik.

Program penelitian yang dilaksanakan di SMA Kolese Loyola telah relevan dengan apa yang diharapkan dari nilai “kreatif”. Peserta didik mampu memunculkan ide untuk memecahkan berbagai permasalahan di sekitarnya menggunakan pengetahuan yang telah mereka miliki. Sebagai contoh, salah satu kelompok memiliki ide untuk membuat edible film sebagai alternatif pengganti plastik bumbu pada mie instan. Peserta didik memiliki keresahan tentang banyaknya sampah plastik di sekitarnya, lalu mereka memikirkan pemecahan masalah secara kreatif yaitu dengan membuat edible film. Kelompok lain melihat bahwa limbah deterjen sangat mengotori perairan dan sulit terurai. Lalu mereka mengajukan pemecahan membuat pembersih dari bahan alami yaitu sari buah jeruk. Mereka memilih sari buah jeruk karena di dalamnya terkandung asam sitrat yang memiliki daya detergensi tinggi.

Peserta didik selama melaksanakan penelitian terbentur pada berbagai masalah. Ada yang mengalami kegagalan karena metode yang mereka dapatkan dari artikel ilmiah ternyata kurang sesuai dengan kondisi riil. Dari pengalaman gagal tersebut, saya sebagai pendamping tidak lantas memberikan jalan keluar secara instan. Saya mendorong mereka untuk membaca artikel ilmiah dari jurnal yang berbeda lalu mencari tahu mengapa metode yang sebelumnya tidak berhasil. Peserta didik akhirnya mengeluarkan kreativitasnya untuk menyelesaikan  permasalahan yang mereka hadapi.

Dalam mendukung proses perkembangan peserta didik dalam dinamika kreativitasnya, saya tidak memanjakan peserta didik dalam mencari solusi. Saya mendorong dan membimbing peserta didik untuk  memperoleh  penyelesaian masalah mereka. Jalan-jalan berliku harus ditempuh peserta didik agar di masa yang akan datang mereka dapat menjadi seseorang dengan kreativitas tinggi untuk membangun negeri. (Kamis, 13 Oktober 2022).