Seluruh siswa kelas XII A-C IPS SMA Kolese Loyola mendapatkan pengalaman belajar sejarah industrialisasi perkeretaapian di tanah Jawa melalui kunjungan ke Stasiun Gundih di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah pada 2 Maret 2024 lalu. 55 siswa dan 5 guru pendamping turut dalam rombongan yang berangkat dari Stasiun Tawang, Kota Semarang. Para siswa dan guru mendapat dukungan penuh dari PT KAI DAOP 4 Semarang mulai dari pemaparan materi sejarah Stasiun Gundih, penjelasan tinggalan cagar budaya, dan pendidikan keselamatan penumpang serta penduduk di sekitar kawasan stasiun (Edu Train). Bersama Bapak Sutimin selaku Kepala Stasiun Alas Tuwo Semarang yang mendapatkan penugasan pendampingan bersama Humas DAOP 4 Semarang, rombongan Loyola diajak berkeliling hingga ke bekas bengkel dan bekas depo lokomotif yang dulunya masih beroperasi hingga akhir dekade 1990-an.
Stasiun Gundih dibangun oleh Perusahaan kereta api swasta Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschaapijj (NISM) sejak Agustus 1865 hingga 10 Februari 1870. Stasiun ini menjadi bagian proyek pembangunan jalur kereta api pertama di Indonesia, antara Semarang-Vorstenlanden (Surakarta-Yogyakarta). Tujuan pembangunan jalur kereta api adalah efektivitas dan efisiensi komoditas ekspor dari perkebunan di tanah Kerajaan Surakarta dan Yogyakarta ke pelabuhan di Semarang hingga sebelum pendudukan Jepang pada 1942. Ketika Jepang berkuasa hingga 1945, Stasiun Gundih masuk ke dalam wilayah eksploitasi Jawa Tengah (Chubu Kyoku) dengan prioritas bagi kepentingan militer Jepang, bahkan hingga mengalami pembongkaran rel. Setelah Indonesia merdeka dan seluruh aset kereta api sukses dimiliki pemerintah, maka penataan jalur kereta api melalui Stasiun Gundih kembali diatur, hingga pada 1954 status stasiun menjadi stasiun kelas 2 yang bertahan hingga dekade 2000-an. Kini, Stasiun Gundih masuk kategori stasiun kelas 1 dengan pelayanan pemberhentian kereta api Joglosemarkerto, Banyubiru, Brantas, dan Matarmaja. Peninggalan benda cagar budaya yang bertahan di stasiun ini, antara lain lima jam dinding mekanik merek Strassbrug dari Perancis, tegel (ubin) kotak buatan Alfred Regout dari Belanda, dan penjaga jalur manual bermerek Alkmaar dari Belanda.